Home » Archives for August 2013
Wednesday, August 28, 2013
DESAIN TEKSTIL
TEKSTIL adalah sebuah hasil karya buatan manusia yang berfungsi sebagai alat untuk melindungi tubuh dari udara panas dan dingin, kebutuhan dari sikap kesusilaan, dan sebagai wujud/ bagian dari gaya hidup sebagai manusia modern.
Tekstil terbuat dari lembaran kain yang terbentuk dari anyaman benang lungsi dan pakan. Digunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam kebutuhan sandang dan sejenisnya.
DESAIN TEKSTIL
Desain tekstil adalah `rancangan motif dan corak baik struktur kain maupun permukaan kain dengn teknik titik,garis,bidang warna.
Proses merencana motif atau pola pada kain dengan memperhatikan fungsi,komposisi warna, bentuk, taawal/pra desain tata letak,harga dan bisa di produksi banyak,sambungan ,langkah dan pengulangan motif.juga dipikirkan keinginan pasar serta bisa laku dijual.
Desain
Artinya membuat pola-pola; proses merencana suatu karya seni yang terpakai dengan meningdahkan fungsi,komposisi warna,tata letak,bentuk,harga memenuhi keinginan pasar dan bisa dijual.
Tahap-Tahap desain:
- Desain awal/pra desain
Rancangan awal desain, biasanya hanya brupa beberapa skets dengan beberapa alternative motif dan warna yang akan dipilih. - Desain pengembangan/developing desain
Sesudah ada yang terpilih dari pra desain maka angsung diproses lenngkap menjadi desain utuh dengan beberapa alternative lain untuk dipilih. - Desain akhir
Sesudah ada yang dipilih dari developing desain maka ditambah atau dikurangi sesuai dengan keinginan konsumen lalu dibuatkan color way-nya serta model sehingga menjadi satu port folio.
Unsur desain tekstil
Beberapa unsur yang harus diperhatikan di dalam membuat desain tekstil antara lain:
- Ide
- Motif
- Warna
- Teknik
- Ukuran
- Step dan repeat
- Joint
- Colour window
- Drapping model
- Presentasi
Jenis desain tekstil:
- Desain flora
- Desain fauna
- Desain geometris
- Desain abstrak
- Desain tradisional/etnik
- Desain polkadot
- Desain paisley
- Desain black and white
- Desain strip/garis
- Desain check/kotak
Perkembangan teknologi finishing tekstil dalam memberikan nilai pada permukaan kain yaitu painting, batik, cap, print.
Penggunaan alat produksi kain/motif dengan beragam jenis mesin:
- Mesin otomatis
- Mesin semi otomatis
- Mesin computer
- Era digital
Sejarah Tekstil
Di masa lalu nenek moyang kita yang sudah mulai mengenal dan berfikir untuk menutupi sebagian dari auratnya berusaha menutupinya dengan daun-daunan atau kulit kayu dll, kemudian mereka berfikir dan mencari akal untuk menganyam serat alam yang terbuat dari sejenis tumbuhan menjadi sebuah benang, dan akhirnya ditenun menjadi kain.
Maka diciptakan selembar kain sebagai alat untuk melindungi badan dari cuaca dan keadaan alam. Sejalan dengan ditemukannya ATBM yaitu alat tenun bukan mesin, maka dapat dibuatlah kain dengan cara yang sederhana.
Secara garis besarnya desain tekstil terbagi menjadi 2 bentuk. Yaitu:
1. Desain struktural
Adalah sebuah cara membuat desain pada kain yang dilakukan perubahan pada struktur kain itu sendri. Contoh antara lain adalah: tapestry, pembuatan seni serat yang diberlakukan hiasan struktur benangnya.
Yang dimaksud desain struktural yaitu bentuknya menyatu dengan struktur tenunan kainnya. Desain tersebut diperoleh dengan merubah variasi konstruksi tenunan, merubah variasi susunan bentuk maupun warna benang yang ditenun.
Celup ikat pada serat /benang di daerah NTT khususnya di Manggarai, watublapi dan Ende.dan juga berkembang di Timor Timur, Sumba,Waingapu dll.
Sekilas Tentang Batik Tuban
Tuban sebagai salah satu wilayah di bagian Timur dari pulau jawa, memiliki satu corak kebudayaan yang unik, mengapa? Karena dalam sejarah wilayah ini telah masuk 3 tata nilai kebudayaan yang saling mempengaruhi, dan sampai sekarang kebudayaan ini masih tetap eksis dan sama-sama berkembang, tanpa membuat salah satu kebudayaan ini tersingkir. Ketiga kebudayaan tersebut adalah :
- Jawa, yang meresap saat wilayah ini dalam kekuasaan jaman Majapahit (abad XII-XIV)
- Islam, karena diwilayah ini hidup seorang ulama yang ternama yaitu Sunan Bonang (1465- 1525 M)
- Tiongkok(cina), karena di Tubanlah para sisa lascar tentara kubalai khan melarikan diri dari kekalahannya pada saat menyerang Jawa di awal abad XII, hingga kini masyarakat keturunan ini banyak bermukim di Tuban.
Proses interaksi ketiga kebudayaan ini berlangsung sekian lamanya hingga sekarang dan sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat Tuban sampai kini.
Motif Batik Tulis Tradisional Tuban, apabila di cermati, terlihat betapa motif-motif tersebut sangat dipengaruhi nilai-nilai budaya jawa, islam, dan tiongkok. Gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban jelas terlihat pengaruh dari budaya tiongkok, karena gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut Nampak adalah burung”Hong”yang jelas tidak terdapat di wilayah Tuban.
Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis Tuban terlihat pada motif dengan nama yang religious seperti kijing miring.
Dahulu batik tulis ini hanya digunakan untuk upacara-upacara tradisional masyarakat Tuban seperti sedekah bumi, pernikahan, pemakaman.
Pada perkembangan jaman, sekarang ini penggunaan batik tulis Tuban tidak hanya untuk upacara-upacara adat, namun telah meluas pada penggunaannya seperti ; taplak meja, sarung bantal, dekorasi, hiasan dinding, model baju modist baik untuk pria dan wanita.
Dari hal-hal tersebut diatas jelaslah bahwa batik tulis tradisional Tuban yang memiliki ciri khas yang unik sangat perlu untuk dilestarikan keberadaannya apalagi potensi pengembangannya sangat prospektif.
Macam-macam motif batik Tuban yaitu :
1. Batik Gedog Tuban
Kata Gedog yang menjadi trade mark sebenarnya berasal dari bunyi dog dog dog dog dari bunyi kain tenun untuk membuat kain yang digunakan kai, pembatikan di Tuban vertikal dan merupakan satu kesatuan (integrated). Maksudnya, bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik.
Batik Gedog pada awalnya merupakan kegiatan ibu desa yang menunggu suaminya pulang dari bercocok, sembari mengisi waktu ibu –ibu didaerah Kecamatan Kerek melakukan kegiatan membatik.
Berkembangnya Tuban sebagai pusat perdagangan Nusantara di Zaman Majapahit menjadikan Batik Gedog mengalami metamorfosis dalam hal Motif, karena ada sentuhan Budaya lain khususnya Cina. Motif batik Gedog natural karena motif di pengaruhi alam sekitar, maka motif yang muncul seperti: Kijing Miring, Kembang Waluh, Uler keket, Rengganis, Blaraan, Manggaran, Uker, Liren, Panjiori, Ririnan, Kelopo Segantet,Remekan, Manuk Jalak, Irengan, Supit, Dudo Brenggola, kenongo uleren, ganggeng Motif panji krentil, panji serong dan panji konang. panji krentil, panji serong, dan panji konang, dahulu kala konon hanya dipakai pangeran. Batik motif panji krentil berwarna nila justru diyakini bisa menyembuhkan penyakit. Berkembangnya Tuban sebagai kota perdagangan yang kosmopolit waktu itu, Batik Gedog juga menjadi komoditas ekonomi yang mengiurkan, maka motif berkembang menjadi beragam,unsur Cina pun masuk dalam motif seperti burung Hong serta warna batik Gedog tidak hanya gelap semata tapi juga berkembang warna warna cerah, seperti merah Khas Cina.
Layaknya Batik pesisiran lainnya batik Gedog dalam soal warna dan motif tidak terpengaruh dengan pakem layaknya batik Jawa Tengahan yang wawarna sogan, indigo, hitam dan putih, dan motif di pengaruhi oleh budaya hindhu-Budha, yang bersifat simbolis,ragam hias batik Tuban Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan juga di pengaruhi budaya asing.
Pusat batik Gedog Tuban berada di Kecamatan Kerek merupakan pusat pembuatan kain tenun. Konon, di tahun k 2000-an, jumlah perajin tenun mencapai 1.500-an orang, tersebar di desa-desa. Saat itu, kapas yang dibutuhkan 1.500 pembatik se-Kecamatan Kerek sekitar satu ton per bulan. Setiap 1,5 kilogram kapas jika ditenun menghasilkan selembar batik berukuran 2,5 meter dengan lebar 85 sentimeter.Namun pada perkembangannya, perajin di desa-desa se-Kecamatan Kerek, seperti Kedungrejo, Margorejo, Jarorejo, Karanglo, Margomulyo, Temayang, Wolutengah dan Gaji, jumlahnya makin menyusut. Ditaksir perajin yang tersisa hanya sekitar 1000 orang. Jumlah itupun termasuk perajin baru yang tersebar di desa Bongkol dan Semanding Merakurak,Salah satu ciri batik gedog dari Tuban adalah serat benangnya yang kasar .Batik Tulis Gedog, biasanya perajin membuat tiga variasi ukuran kain tenun selain ukuran baku tersebut. "Kalau seser berukuran panjang dua meter, taplak panjangnya satu meter, sedangkan putihan sepanjang tiga meter," katanya.Selain panjang kain yang beragam, setiap kain juga mempunyai kerapatan tenunan yang berlainan. Struktur tenunan yang merangkai kain itu akan menentukan bentuk perlakuan yang akan diterima oleh kain selanjutnya. Misalnya kain seser, yang mempunyai kerapatan rendah. Jalinan benang penyusun kain tersusun jarang-jarang sehingga terdapat celah antarbenang yang berbentuk kotak-kotak. Akibatnya, kain seser ini tidak dapat diberi motif batik seperti yang saat ini sedang dikembangkan oleh para perajin.
"Kalau mau dibatik, mending buat tenun putihan saja yang tenunannya rapat dan kainnya lemas. Batik Gedog Tuban merupakan Batik yang masih eksis sampai sekarang di banding batik Jawa Timuran lainya, seperti Sidoarjo karena hilang nya kader batik yang potensial.
Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional Tuban
Batik Gedog Tulis Tradisonal (kain katun):
Kata Gedog yang menjadi trade mark sebenarnya berasal dari bunyi dog dog dog dog dari bunyi kain tenun untuk membuat kain yang digunakan kai, pembatikan di Tuban vertikal dan merupakan satu kesatuan (integrated). Maksudnya, bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik.
Batik Gedog pada awalnya merupakan kegiatan ibu desa yang menunggu suaminya pulang dari bercocok, sembari mengisi waktu ibu –ibu didaerah Kecamatan Kerek melakukan kegiatan membatik.
Berkembangnya Tuban sebagai pusat perdagangan Nusantara di Zaman Majapahit menjadikan Batik Gedog mengalami metamorfosis dalam hal Motif, karena ada sentuhan Budaya lain khususnya Cina. Motif batik Gedog natural karena motif di pengaruhi alam sekitar, maka motif yang muncul seperti: Kijing Miring, Kembang Waluh, Uler keket, Rengganis, Blaraan, Manggaran, Uker, Liren, Panjiori, Ririnan, Kelopo Segantet,Remekan, Manuk Jalak, Irengan, Supit, Dudo Brenggola, kenongo uleren, ganggeng Motif panji krentil, panji serong dan panji konang. panji krentil, panji serong, dan panji konang, dahulu kala konon hanya dipakai pangeran. Batik motif panji krentil berwarna nila justru diyakini bisa menyembuhkan penyakit. Berkembangnya Tuban sebagai kota perdagangan yang kosmopolit waktu itu, Batik Gedog juga menjadi komoditas ekonomi yang mengiurkan, maka motif berkembang menjadi beragam,unsur Cina pun masuk dalam motif seperti burung Hong serta warna batik Gedog tidak hanya gelap semata tapi juga berkembang warna warna cerah, seperti merah Khas Cina.
Layaknya Batik pesisiran lainnya batik Gedog dalam soal warna dan motif tidak terpengaruh dengan pakem layaknya batik Jawa Tengahan yang wawarna sogan, indigo, hitam dan putih, dan motif di pengaruhi oleh budaya hindhu-Budha, yang bersifat simbolis,ragam hias batik Tuban Ragam hias batik Jawa Timur bersifat naturalis dan juga di pengaruhi budaya asing.
Pusat batik Gedog Tuban berada di Kecamatan Kerek merupakan pusat pembuatan kain tenun. Konon, di tahun k 2000-an, jumlah perajin tenun mencapai 1.500-an orang, tersebar di desa-desa. Saat itu, kapas yang dibutuhkan 1.500 pembatik se-Kecamatan Kerek sekitar satu ton per bulan. Setiap 1,5 kilogram kapas jika ditenun menghasilkan selembar batik berukuran 2,5 meter dengan lebar 85 sentimeter.Namun pada perkembangannya, perajin di desa-desa se-Kecamatan Kerek, seperti Kedungrejo, Margorejo, Jarorejo, Karanglo, Margomulyo, Temayang, Wolutengah dan Gaji, jumlahnya makin menyusut. Ditaksir perajin yang tersisa hanya sekitar 1000 orang. Jumlah itupun termasuk perajin baru yang tersebar di desa Bongkol dan Semanding Merakurak,Salah satu ciri batik gedog dari Tuban adalah serat benangnya yang kasar .Batik Tulis Gedog, biasanya perajin membuat tiga variasi ukuran kain tenun selain ukuran baku tersebut. "Kalau seser berukuran panjang dua meter, taplak panjangnya satu meter, sedangkan putihan sepanjang tiga meter," katanya.Selain panjang kain yang beragam, setiap kain juga mempunyai kerapatan tenunan yang berlainan. Struktur tenunan yang merangkai kain itu akan menentukan bentuk perlakuan yang akan diterima oleh kain selanjutnya. Misalnya kain seser, yang mempunyai kerapatan rendah. Jalinan benang penyusun kain tersusun jarang-jarang sehingga terdapat celah antarbenang yang berbentuk kotak-kotak. Akibatnya, kain seser ini tidak dapat diberi motif batik seperti yang saat ini sedang dikembangkan oleh para perajin.
"Kalau mau dibatik, mending buat tenun putihan saja yang tenunannya rapat dan kainnya lemas. Batik Gedog Tuban merupakan Batik yang masih eksis sampai sekarang di banding batik Jawa Timuran lainya, seperti Sidoarjo karena hilang nya kader batik yang potensial.
Proses Pembuatan Batik Tulis Tradisional Tuban
Batik Gedog Tulis Tradisonal (kain katun):
- Kain katun
- Diputihkan, dicuci
- Dijemur sampai kering
- Dilengkreng/dipola
- Isen-isen
- Ditembok
- Dicelup dengan warna dasar
- Diangin-anginkan hingga kering
- Isen-isen
- Celup warna yang dikehendaki
- Diangin-anginkan
- Dilorot, untuk memisahkan malam
- Diangin-anginkan hingga kering
Proses Batik Gedog Tulis Tradisional pada kain katun memerlukan waktu 3-4 hari kerja, dan apabila musim hujan, bisa memakan waktu lebih lama lagi.
Batik Gedog Tulis Tradisonal (kain tenun):
- Benang Lawe, sebagai bahan baku
- Diangin-anginkan
- Dilorot, untuk memisahkan malam
- Diangin-anginkan hingga kering
- Benang direbus untuk menghilangkan lemak
- Dijemur sampai kering
- Dikanji dengan tepung jagung/tepung kanji
- Disikat dengan sabut kelapa
- Di dihani, untuk menentukan panjang dan lebar kain
- Memasukkan benang dalam sisir ; dimasukkan dalam teropong, digulung dipalet/pemaletan
- Ditenun
- Kain Lawon
- Diputihkan, dicuci
- Dijemur sampai kering
- Dilengkreng/dipola
- Isen-isen
- Ditembok
- Dicelup, dengan warna dasar
- Diangin-anginkan hingga kering
- Isen-isen
- Celup warna yang dikehendaki
Proses Batik Gedog Tulis Tradisional pada kain tenun memerlukan waktu 14-18 hari kerja, dan apabila musim hujan, bisa memakan waktu lebih lama lagi.Motif Batik Gedog
BATIK NUSANTARA
Batik Merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia,
hampir tiap daerah di Indonesia menghasilkan Batik yang menghasilkan berbagai
macam corak serta motif yang berbeda-beda. Secara garis besar Batik Indonesia
di kelompokan 2 macam Madzab yaitu : batik
vorstenlanden dan batik pesisir. Yang disebut batik vorstenlanden menurut buku
Ungkapan Sehelai Batik karya Rahmaniar Soerianata Djoemena adalah batik dari
daerah Solo dan Yogyakarta.
Yang dinamakan batik pesisir adalah semua batik yang pembuatannya dikerjakan di luar daerah Solo dan Yogyakarta . Pembagian asal batik dalam dua kelompok ini terutama berdasarkan sifat ragam hias dan warnanya.
Yang dinamakan batik pesisir adalah semua batik yang pembuatannya dikerjakan di luar daerah Solo dan Yogyakarta . Pembagian asal batik dalam dua kelompok ini terutama berdasarkan sifat ragam hias dan warnanya.
Batik Solo dan Yogyakarta merupakan Batik Pakem
dalam motifnya mengandung berbagai macam makna Filosofis yang berlandaskan
makrokosmos dan mikrokosmos, misanya motif :
- Parang Rusak
Adalah salah satu motif sakral yang hanya digunakan di lingkungan kraton. Motif ini juga bisa mengidentifikasi asal kraton pemakainya, apakah dari kraton Solo atau Yogya.
Saturday, August 24, 2013
SENI RUPA ZAMAN PRASEJARAH DAN HINDU DI INDONESIA
Perkembangan
seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman
prasejarah. Meskipun tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan dimulainya
zaman prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia di bagi menjadi
beberapa periode di antaranya : zaman batu dan zaman logam. Kedua zaman
prasejarah ini, sama-sama memiliki karya seni rupa ( tradisional ) hal itu
dapat di buktikan dengan adanya peninggalan-peninggalan yg berupa karya seni
rupa yg bersipat tradisional seperti kapak genggam, gelang, kalung, tembikar
bahkan ada lukisan.
PENGERTIAN SENI ADALAH KEINDAHAN DAN SENI ADALAH EKSPRESI
A. SENI
ADALAH KEINDAHAN
Secara umum banyak orang yang mengemukakan pengertian seni
sebagaikeindahan. Pengertian seni adalah produk manusia yang mengandung nilai
keindahanbukan pengertian yang keliru, namun tidak sepenuhnya benar. Jika
menelusuri arti senimelalui sejarahnya, baik di Barat (baca: sejak Yunani
Purba) maupun di Indonesia, nilaikeindahan menjadi satu kriteria yang utama.
Sebelum memasuki tentang pengertian seni,ada baiknya dibicarakan lebih dahulu
tentang: apakah keindahan itu.
PERANAN GURU DALAM PROSES PENDIDIKAN SENI RUPA DI SEKOLAH
PERANAN
GURU SENI RUPA
Guru
memegang peranan penting dalam pendidikan seni. Setiap guru seni perlu memahami
kepemimpinan bagaimana dan tanggungjawab apa yang dituntut para siswa serta
bimbingan mana yang dapat memberi inspirasi kepada mereka; apa yang boleh dan
apa yang tidak boleh dia lakukan. Di ruangan kelas, setiap saat guru senantiasa
diperlukan siswanya.
PENDEKATAN BERBASIS DISIPLIN ILMU DAN PENDEKATAN KOMPETENSI DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA
A.
Pendekatan
Berbasis Disiplin Ilmu dalam Pendidikan Seni Rupa
Pendekatan seni rupa berbasis disiplin
ilmu (dicipline based art education,
disingkat DBAE) berintikan pemikiran bahwa seni telah hadir dalam kehidupan
bukan hanya sebagai kegiatan penciptaan , tetapi juga sebagai cabang pengetahuan yang menjadi bahan kajian filosofis maupun ilmiah dan berhak
dipelajari di lembaga pendidikan. Seni adalah disiplin ilmu yang khas dengan
karakter yang dimilikinya, mendapat dukungan kelompok ilmuwan, dikembangkan
melalui penelitian.
PENGERTIAN SENI RUPA MENURUT PARA AHLI
Seni
Rupa adalah salah satu cabang kesenian, seni rupa merupakan ungkapan gagasan
dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan
elemen serta prinsip-prinsip desain.
Seni
rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam
berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan ide dan
imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk dua
dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari satu
atau lebih dari satu media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan
seni di dunia juga tidak terbatas).
SENI SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN
Pernahakah
kita menyaksikan anak-anak (di bawah usia 10 tahun)yang sedang bermain bersama
temannya atau bermain sendirian? Betapa asyiknya anak-anak bermain ‘rumah-rumahan’,
bermain ‘mobil-mobilan’ dan beraneka ragam permainan yang disukainya. Mereka bermain
sambil berbicara, berpura-pura seperti orang dewasa. Mereka menirukan
gerak-gerik dan perilaku orang tuanya dalam kehidupan rumah tangga sehari-hari.
Benda-benda yang tidak terpakai lagi seperti kotak korek api, kotak sabun, dan
berbagai peralatan sederhana yang mudah dijumpainya di rumah, dijadikannya ‘teman
bermain’. Benda-benda mati itu dianggapnya sebagai benda yang hidup, dan bisa
diajak bicara. Betapa anak dalam dunianya itu penuh imajinasi dan fantasi.
SENI GRAFIS
Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya
menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik
Monotype, prosesnya mampu menciptakan salinan karya yang sama dalam
jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak. Tiap salinan karya
dikenal sebagai 'impression'. Lukisan atau drawing, di sisi lain,
menciptakan karya seni orisinil yang unik. Cetakan diciptakan dari
permukaan sebuah bahan , secara teknis disebut dengan matrix. Matrix
yang umum digunakan adalah: plat logam, biasanya tembaga atau seng untuk
engraving atau etsa; batu digunakan untuk litografi; papan kayu untuk
woodcut/cukil kayu. Masih banyak lagi bahan lain yang digunakan dalam
karya seni ini. Tiap-tiap hasil cetakan biasanya dianggap sebagai karya
seni orisinil, bukan sebuah salinan. Karya-karya yang dicetak dari
sebuah plat menciptakan sebuah edisi, di masa seni rupa modern
masing-masing karya ditandatangani dan diberi nomor untuk menandai bahwa
karya tersebut adalah edisi terbatas.
Wawasan Seni
a. PengertianSeni
Seni secara etimologi merupakan padanan kata art (Inggris), ars (Latin) dan techne (Yunani). Techne memiliki arti kemahiran atau ketrampilan yang tinggi dalam menciptakan benda kebutuhan sehari-hari. Sedangkan seni rupa merupakan visual art seni tampak rupa yang dapat dilihat, fine art (seni indah) atau pure art (seni murni). Pengertian seni tersebut mengalami perkembangan sejalan dengan perubahan zaman dan peradaban manusia.
Seni secara etimologi merupakan padanan kata art (Inggris), ars (Latin) dan techne (Yunani). Techne memiliki arti kemahiran atau ketrampilan yang tinggi dalam menciptakan benda kebutuhan sehari-hari. Sedangkan seni rupa merupakan visual art seni tampak rupa yang dapat dilihat, fine art (seni indah) atau pure art (seni murni). Pengertian seni tersebut mengalami perkembangan sejalan dengan perubahan zaman dan peradaban manusia.
Belajar Seni Rupa
Dalam belajar seni rupa, ada beberapa hal pokok yang harus dikuasai dan dimiliki, yakni pertama, kepekaan estetik atau keindahan, keterampilan teknik, dan imajinasi kreatif. Kepekaan estetik atau rasa keindahan harus dimiliki oleh setiap orang yang memilih profesi bidang kesenian karena inti dari seni adalah keindahan.
Pertama, Keindahan berada pada rasa. Apabila berhubungan dengan penglihatan, maka ketajaman rasa keindahan berada pada kepekaan visual yang perlu diasah secara terus menerus agar mencapai ketajamannya. Begitu pula dengan keterampilan teknik menggunakan alat dan bahan berhubungan erat dengan kepekaan estetik. Keduanya tidak dapat dipisahkan seperti halnya pada gambar (6) antara rasa keindahan dan keterampilan teknis lebur menjadi satu. Orang tidak akan dapat menikmati keindahan ekspresinya jika tidak memiliki kepekaan estetik yang memadai. Begitu pula senimanya tanpa menguasai ketrampilan teknik dan kepekaan estetik tidak akan dapat menghasilkan karya seni rupa yang baik.
Kedua, wawasan yang luas dan imajinasi kreatif yang tinggi sangat membantu mengembangkan kemampuan dalam membuat karya seni yang hebat. Namun, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan dan motivasi yang kuat untuk bekerja keras, membina hubungan dengan pihak-pihak yang membutuhkan seni guna mencapai cita-cita menjadi perupa yang berhasil. Lihatlah seniman-seniman besar, mereka di samping memiliki kemampuan teknik dan kepekaan estetik dan imajinasi yang tinggi, mereka juga pekerja keras untuk dapat meraih cita-citanya. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan. Dengan menyadari hal ini, profesi bidang kesenian dapat berhasil dengan baik, bila secara total mencurahkan segenap waktu, upaya dan energi untuk mencapainya. Seni rupa sangat menjanjikan untuk itu. Masalah umum yang ada di sekolah adalah upaya membimbing siswa secara efektif dalam bidang seni yang masih perlu dimantapkan. Secara umum keterampilan yang diperoleh oleh siswa lebih bertumpu karena pencariannya dengan latihan sendiri.
Ada dua cara belajar seni rupa yang sederhana tetapi efektif agar berhasil yaitu meniru dan melakukan eksperimen. Meniru merupakan sifat alami manusia, dengan meniru manusia dapat hidup. Lihatlah bayi, dia dapat berjalan, berbicara dan mengerjakan hal lainnya adalah dengan meniru. Begitu pula dalam dunia seni rupa, pada tahap awal belajar salah satunya adalah dengan meniru. Meniru cara kerja guru, seniman yang telah lebih dahulu mengetahui cara kerja menggambar, melukis, mematung. Kemudian meniru apa yang ada di lingkungan, seperti meniru bentuk benda, pohon, binatang, manusia, bangunan, mesin, kendaraan dan sebagainya. Dalam belajar dengan proses meniru sebenarnya yang dilakukan adalah melatih ketajaman penglihatan dan melatih koordinasi tangan untuk menguasai alat dan bahan yang digunakan. Penguasaan kemampuan ini dapat terlihat ketika menggambar dengan meniru suatu benda. Apabila hasil gambarnya ada ketidaksesuaian bentuk maupun warna dengan benda aslinya, maka yang terjadi adalah kekurangan kemampuan dalam melihat dan menirukan melalui teknik dengan alat dan bahan yang digunakan. Di dalam tradisi belajar seni rupa di Eropa misalnya, meniru merupakan suatu cara yang ditempuh oleh senimanseniman besar, seperti Rubens meniru karya Leonardo da Vinci. Tradisi ini terus berlanjut hingga saat ini di sekolah-sekolah seni di Inggris. Mahasiswa dengan seijin otoritas di suatu galeri atau museum sengaja meniru salah satu karya materpiece dari pelukis ternama. Maksudnya adalah melakukan studi keteknikan (tapak tilas) melukis dari sang maestro yang nantinya dapat dikembangkan oleh sang siswa untuk mendapatkan ciri khas dalam karyanya. Bagaikan sang Maestro menuntun calon seniman baru melalui karyanya. Dalam dunia seni rupa sering kali meniru disalahartikan. Padahal metode ini merupakan salah satu langkah untuk membuka jendela kreatif yang sangat didambakan dalam dunia seni, yaitu menjadi seniman yang kreatif.
Selanjutnya setelah memahami cara kerja seni rupa yang dipilih, agar tidak terbenam ke dalam dunia tiru-meniru, seorang seniman harus melangkah ke tahap berikutnya, yaitu menjadi seniman inovator dan kreator. Menjadi inovator dan kreator, seorang seniman harus selalu melakukan eksperimen. Langkah awal adalah melakukan perubahan cara kerja, atau mengubah pola bentuk dan warna yang telah dikuasai dengan menambah atau mengurangi, sehingga apa yang dibuat mengalami perkembangan. Dengan melakukan eksperimen secara terus menerus seorang seniman kreator sebenarnya sama dengan seorang ilmuwan peneliti yang bekerja di laboratorium untuk mendapatkan hal-hal baru dari apa yang ditekuninya. Laboratorium seniman adalah studio atau bengkel kerja, untuk itu tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana pengembangan yang diperlukan. Selanjutnya, seniman juga tidak puas dan berhenti hanya pada permainan teknik, estetik dan ekspresi, ia juga dapat melangkah ke tahap selanjutnya yaitu seniman yang mampu merumuskan fenomena kebenaran melalui perenungan, kontemplasi yang diungkapan dalam karya-karya seninya.
Gambar 5
(a): "Tangisan Jow Batari". patung karya G Sidarta Soegijo (sumber:
Indonesian Heritage, 1998); (b) "Tari Teruna Jaya", lukisan karya Agus
Jaya (Sumber: Buku Koleksi Presiden Soekarno)
Pertama, Keindahan berada pada rasa. Apabila berhubungan dengan penglihatan, maka ketajaman rasa keindahan berada pada kepekaan visual yang perlu diasah secara terus menerus agar mencapai ketajamannya. Begitu pula dengan keterampilan teknik menggunakan alat dan bahan berhubungan erat dengan kepekaan estetik. Keduanya tidak dapat dipisahkan seperti halnya pada gambar (6) antara rasa keindahan dan keterampilan teknis lebur menjadi satu. Orang tidak akan dapat menikmati keindahan ekspresinya jika tidak memiliki kepekaan estetik yang memadai. Begitu pula senimanya tanpa menguasai ketrampilan teknik dan kepekaan estetik tidak akan dapat menghasilkan karya seni rupa yang baik.
Gambar 6. Nyoman Gunarsa, Kalarahu( Sumber: Katalog Pameran Lukisan ’Moksa’ Nyoman Gunarsa, 2004)
Kedua, wawasan yang luas dan imajinasi kreatif yang tinggi sangat membantu mengembangkan kemampuan dalam membuat karya seni yang hebat. Namun, hal yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan dan motivasi yang kuat untuk bekerja keras, membina hubungan dengan pihak-pihak yang membutuhkan seni guna mencapai cita-cita menjadi perupa yang berhasil. Lihatlah seniman-seniman besar, mereka di samping memiliki kemampuan teknik dan kepekaan estetik dan imajinasi yang tinggi, mereka juga pekerja keras untuk dapat meraih cita-citanya. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, tidak ada keberhasilan tanpa pengorbanan. Dengan menyadari hal ini, profesi bidang kesenian dapat berhasil dengan baik, bila secara total mencurahkan segenap waktu, upaya dan energi untuk mencapainya. Seni rupa sangat menjanjikan untuk itu. Masalah umum yang ada di sekolah adalah upaya membimbing siswa secara efektif dalam bidang seni yang masih perlu dimantapkan. Secara umum keterampilan yang diperoleh oleh siswa lebih bertumpu karena pencariannya dengan latihan sendiri.
Ada dua cara belajar seni rupa yang sederhana tetapi efektif agar berhasil yaitu meniru dan melakukan eksperimen. Meniru merupakan sifat alami manusia, dengan meniru manusia dapat hidup. Lihatlah bayi, dia dapat berjalan, berbicara dan mengerjakan hal lainnya adalah dengan meniru. Begitu pula dalam dunia seni rupa, pada tahap awal belajar salah satunya adalah dengan meniru. Meniru cara kerja guru, seniman yang telah lebih dahulu mengetahui cara kerja menggambar, melukis, mematung. Kemudian meniru apa yang ada di lingkungan, seperti meniru bentuk benda, pohon, binatang, manusia, bangunan, mesin, kendaraan dan sebagainya. Dalam belajar dengan proses meniru sebenarnya yang dilakukan adalah melatih ketajaman penglihatan dan melatih koordinasi tangan untuk menguasai alat dan bahan yang digunakan. Penguasaan kemampuan ini dapat terlihat ketika menggambar dengan meniru suatu benda. Apabila hasil gambarnya ada ketidaksesuaian bentuk maupun warna dengan benda aslinya, maka yang terjadi adalah kekurangan kemampuan dalam melihat dan menirukan melalui teknik dengan alat dan bahan yang digunakan. Di dalam tradisi belajar seni rupa di Eropa misalnya, meniru merupakan suatu cara yang ditempuh oleh senimanseniman besar, seperti Rubens meniru karya Leonardo da Vinci. Tradisi ini terus berlanjut hingga saat ini di sekolah-sekolah seni di Inggris. Mahasiswa dengan seijin otoritas di suatu galeri atau museum sengaja meniru salah satu karya materpiece dari pelukis ternama. Maksudnya adalah melakukan studi keteknikan (tapak tilas) melukis dari sang maestro yang nantinya dapat dikembangkan oleh sang siswa untuk mendapatkan ciri khas dalam karyanya. Bagaikan sang Maestro menuntun calon seniman baru melalui karyanya. Dalam dunia seni rupa sering kali meniru disalahartikan. Padahal metode ini merupakan salah satu langkah untuk membuka jendela kreatif yang sangat didambakan dalam dunia seni, yaitu menjadi seniman yang kreatif.
Selanjutnya setelah memahami cara kerja seni rupa yang dipilih, agar tidak terbenam ke dalam dunia tiru-meniru, seorang seniman harus melangkah ke tahap berikutnya, yaitu menjadi seniman inovator dan kreator. Menjadi inovator dan kreator, seorang seniman harus selalu melakukan eksperimen. Langkah awal adalah melakukan perubahan cara kerja, atau mengubah pola bentuk dan warna yang telah dikuasai dengan menambah atau mengurangi, sehingga apa yang dibuat mengalami perkembangan. Dengan melakukan eksperimen secara terus menerus seorang seniman kreator sebenarnya sama dengan seorang ilmuwan peneliti yang bekerja di laboratorium untuk mendapatkan hal-hal baru dari apa yang ditekuninya. Laboratorium seniman adalah studio atau bengkel kerja, untuk itu tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana pengembangan yang diperlukan. Selanjutnya, seniman juga tidak puas dan berhenti hanya pada permainan teknik, estetik dan ekspresi, ia juga dapat melangkah ke tahap selanjutnya yaitu seniman yang mampu merumuskan fenomena kebenaran melalui perenungan, kontemplasi yang diungkapan dalam karya-karya seninya.
Pengertian Seni Rupa
Pengertian Seni Rupa menurut saya sendiri adalah sebagai berikut:
Seni Rupa adalah suatu ide, konsep, gagasan, karya, kreasi, kreatifitas seseorang yang bermakna dan memiliki nilai keindahan (estetis) yang diekspresikan melalui media unsur-unsur seni rupa, yaitu titik, garis, bidang, bentuk, tekstur, gelap terang, dan warna.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN SENI ?
Seni itu hal yang unik untuk dipelajari. Di blog ini juga pernah membahas tentang seni. Baca juga mengenai PENGERTIAN SENI, DEFINISI SENI MENURUT AHLI, dan PENGERTIAN SENI DAN SEJARAHNYA.
Pernahkah Anda merasa senang ketika melihat pemandangan alam, atau melihat sebuah lukisan? Kita juga sering merasa senang ketika makan enak, ketemu teman lama, namun perasaan senang tersebut tidaklah sama kualitasnya. Perasaan senang bertemu teman lama dan melihat pemandangan penyebabnya berbeda, bertemu teman lama mungkin disebabkan oleh karena rindu lama tak bersua, teman itu baik dan dekat dengan kita. Senang melihat lukisan pemandangan disebabkan dalam lukisan tersebut ada kualitas unsur-unsur visualnya yang memberikan pengalaman pada perasaan kita akan adanya hubungan yang harmonis. Hal ini sama dengan karya seni, tetapi karya seni dibuat oleh manusia dan pemandangan alam diciptakan oleh Tuhan.
Estetika Karya Seni
Pembahasan mengenai estetika dalam karya seni, baik itu sastra,
lukisan, maupun seni pertunjukan (tari, teater, dan lain-lain), sampai
hari ini secara mencolok berada dalam dua arus. Arus pertama adalah
resensi seni yang mau mencoba memberi apresiasi dari dalam serta dari
kode yang dipunyai oleh karya itu sendiri. Pendekatan dari dalam atau
intrinsik adalah pendekatan yang mencoba memahami rasa, panas, dan
dingin yang mau diungkapkan oleh seniman atau sastrawan lewat karyanya.
Para kritikus seni mencoba memberi apresiasi dalam karya sastra
misalnya lewat tema, penokohan tunggal atau ganda, alur kisah, tegangan
yang merupakan kode-kode intrinsik karya sastra kalau mau dipahami
dari dalam karya itu sendiri.
Seni Musik Peradaban Islam
Seni musik berkembang begitu pesat di era keemasan Dinasti Abbasiyah.
Perkembangan seni musik pada zaman itu tak lepas dari gencarnya
penerjemahan risalah musik dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.
Selain itu, sokongan dan dukungan para penguasa terhadap musisi dan
penyair membuat seni musik makin menggeliat. Apalagi di awal
perkembangannya, musik dipandang sebagai cabang dari matematika dan
filsafat. Boleh dibilang, peradaban Islam melalui kitab yang ditulis Al-Kindi merupakan yang pertama kali memperkenalkan kata ‘musiqi’. Al-Isfahani (897 M-976 M) dalam Kitab Al-Aghani mencatat beragam pencapaian seni musik di dunia Islam.
Meski dalam Islam terdapat dua pendapat yang bertolak belakang tentang musikada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan. Pada kenyataannya, proses penyebaran agama Islam ke segenap penjuru Jazirah Arab, Persia, Turki, hingga India diwarnai dengan tradisi musik. Selain telah melahirkan sederet musisi ternama, seperti Sa’ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (wafat 710 M), Ibnu Mijjah ( wafat 714 M), Ishaq Al- Mausili (767 M-850 M), serta Al-Kindi (800 M-877 M), peradaban Islam pun telah berjasa mewariskan sederet instrumen musik yang terbilang penting bagi masyarakat musik modern. Berikut ini adalah alat musik yang diwariskan musisi Islam di zaman kekhalifahan dan kemudian dikembangkan musisi Eropa pasca- Renaisans:
Meski dalam Islam terdapat dua pendapat yang bertolak belakang tentang musikada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkan. Pada kenyataannya, proses penyebaran agama Islam ke segenap penjuru Jazirah Arab, Persia, Turki, hingga India diwarnai dengan tradisi musik. Selain telah melahirkan sederet musisi ternama, seperti Sa’ib Khathir (wafat 683 M), Tuwais (wafat 710 M), Ibnu Mijjah ( wafat 714 M), Ishaq Al- Mausili (767 M-850 M), serta Al-Kindi (800 M-877 M), peradaban Islam pun telah berjasa mewariskan sederet instrumen musik yang terbilang penting bagi masyarakat musik modern. Berikut ini adalah alat musik yang diwariskan musisi Islam di zaman kekhalifahan dan kemudian dikembangkan musisi Eropa pasca- Renaisans:
Alboque atau Alboka
Sejarah Awal Mula Design Grafis
Di
era sekarang ini design grafis sudah sangat popular dan bahkan hampir
setiap kegiatan kita berhubungan dengan design grafis. Banyak tercipta
para designer-designer grafis muda yang professional, karena pada
dasarnya kunci utama design grafis adalah mempunyai banyak ide. Tapi
tahukah anda sejarah awal mula design grafis? Dan tentunya kita perlu
mempelajari perkembangan dan sejarah design grafis. Untuk itu pada kesempatan kali ini, awalmula.com akan mengutip sedikit perjalanan atau perkembangan dan sejarah design grafis dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini, untuk menambah wawasan kita terutama dalam dunia design grafis.
SEJARAH WAYANG KULIT
WAYANG
salah satu puncak seni budaya bangsa Indonesia yang paling menonjol di
antara banyak karya budaya lainnya. Budaya wayang meliputi seni peran,
seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni
pahat, dan juga seni perlambang. Budaya wayang, yang terus berkembang
dari zaman ke zaman, juga merupakan media penerangan, dakwah,
pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan.
Friday, August 23, 2013
Seni Pop Art
Bagi para pengemar Desain grafis sapa sih yang gak kenal ama 'Pop Art' singkatan dari Popular Art,
pergerakan Pop Art sehari-hari biasa digunakan untuk menggambarkan
unsur-unsur budaya populer, terutama gambar dalam iklan dan televisi.
Istilah Pop Art pertama kali digunakan oleh kritikus Inggris,
Lawrence Alloway pada tahun 1958 dalam edisi Architectural Digest. Dia
menjelaskan semua pasca perang bekerja pada konsumerisme dan
materialisme, dan yang menolak psikologis kiasan dari Abstrak
Expressionism. Sebagai upaya untuk membawa seni kembali dalam kehidupan
di Amerika sehari-hari, ia menolak lukisan abstrak karena canggih dan
elit. Pop Art dibagi menjadi dua yaitu, seni komersil dan seni rupa.
TEKNIK MEMBATIK
Untuk
membuat batik, peralatan yang diperlukan
adalah : kain mori (bisa terbuat dari sutra,
katun atau campuran kain polyester), pensil untuk
membuat desain batik, canting yang terbuat dari bambu,
berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut, canting
ini berfungsi seperti sebuah pulpen. Canting dipakai
untuk menyendok lilin cair yang panas, yang
dipakai sebagai bahan penutup atau pelindung
terhadap zat warna. gawangan (tempat untuk
menyampirkan kain), lilin, panci dan kompor
kecil untuk memanaskan.
Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut :
Langkah - langkahnya adalah sebagai berikut :
- Langkah
pertama kita membuat desain batik diatas
kain mori dengan pensil atau biasa disebut molani.
Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki
selera berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat
motif sendiri, namun yang lain lebih
memilih untuk mengikuti motif-motif umum
yang telah ada.
BERBAGAI MACAM BATIK YANG ADA DI INDONESIA
Sebagai warga
Negara Indonesia kita harus bisa berbangga hati. Karena di Indonesia
banyak sekali keanekaragaman suku, budaya, adat istiadat, agama, dan
kesenian yang begitu beraneka ragam. Salah satunya dalam bidang
fashion. Di Indonesia terdapat kain bermotif yang tidak dapat
dikunjungi di negara lain dan memiliki corak yang unik sekaligus
menarik. Kain tersebut biasa kita sebut dengan kain batik. Corak dan
motif batik Indonesia sendiri sangat banyak, ada yang merupakan motif
asli dari nenek moyang bangsa kita dan ada juga yang merupakan
akulturasi dengan bangsa lain.
Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang terdapat di Indonesia :
Di bawah ini merupakan macam-macam batik yang terdapat di Indonesia :
Jenis Batik yang Berkembang di Indonesia
Sejarah Batik Indonesia
Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad
XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat
itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang
dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik
mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak
lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih
pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief
candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya
melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian,
muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang
ini.
DEFINISI DAN SEJARAH MURAL
Mural
menurut Susanto (2002:76) memberikan definisi sebagai lukisan besar
yang dibuat untuk mendukung ruang arsitektur. Definisi tersebut bila
diterjemahkan lebih lanjut, maka mural sebenarnya tidak bisa dilepaskan
dari bangunan dalam hal ini dinding. Dinding dipandang tidak hanya
sebagai pembatas ruang maupun sekedar unsur yang harus ada dalam
bangunan rumah atau gedung, namun dinding juga dipandang sebagai medium
untuk memperindah ruangan. Kesan melengkapi arsitektur bisa dilihat
pada bangunan gereja Katolik yang bercorak Barok yang melukis atap
gereja yang biasanya berupa kubah dengan lukisan awan dan cerita di
Alkitab.
Mural : Lukisan Dinding 3D
Mural berasal dari kata ‘murus’, kata dari Bahasa Latin yang memiliki
arti dinding. Dalam pengertian kontemporer, mural adalah lukisan
berukuran besar yang dibuat pada dinding (interior ataupun eksterior),
langit-langit, atau bidang datar lainnya. Akar muasal mural dimulai
jauh sebelum peradaban modern, bahkan diduga sejak 30.000 tahun
sebelum Masehi. Sejumlah gambar prasejarah pada dinding gua di
Altamira, Spanyol, dan Lascaux, Prancis, yang melukiskan aksi-aksi
berburu, meramu, dan aktivitas relijius, kerapkali disebut sebagai
bentuk mural generasi pertama.
Mural mulai berkembang menjadi mural modern di tahun 1920-an di Meksiko dengan pelopornya antara lain Diego Rivera, Jose Clemente Orozco, dan David Alfaro.
Tahun 1970-1990 Mural mulai memperlihatkan eksistensinya adalah Jean-Michel Basquiat , graffitinya di sudut-sudut kota dan stasiun di New York, dengan tulisan S.A.M.O. sebagai identitas. Hal ini kemudian menginspirasi banyak seniman lain untuk berkarya di ruang publik. Salah satu seniman yang terpengaruh adalah Keith Haring yang kemudian banyak mengerjakan dan dianggap sebagai seniman mural selama kariernya (Sentoso, 2003).
Mural mulai berkembang menjadi mural modern di tahun 1920-an di Meksiko dengan pelopornya antara lain Diego Rivera, Jose Clemente Orozco, dan David Alfaro.
Tahun 1970-1990 Mural mulai memperlihatkan eksistensinya adalah Jean-Michel Basquiat , graffitinya di sudut-sudut kota dan stasiun di New York, dengan tulisan S.A.M.O. sebagai identitas. Hal ini kemudian menginspirasi banyak seniman lain untuk berkarya di ruang publik. Salah satu seniman yang terpengaruh adalah Keith Haring yang kemudian banyak mengerjakan dan dianggap sebagai seniman mural selama kariernya (Sentoso, 2003).
Mitos Tato
Istilah “Tato” diambil dari kata “Tatau” dalam bahasa Tahiti, yang
berarti “menandakan sesuatu”. Rajah atau tato (Bahasa Inggris :
“tattoo”), adalah suatu tanda yang dibuat dengan memasukkan pigmen ke
dalam kulit. Dalam istilah teknis, rajah adalah implantasi pigmen mikro.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tato berarti gambar (lukisan)
pada bagian (anggota) tubuh. Tato dapat dibuat terhadap kulit manusia
atau hewan.
Sekilas Sejarah Tattoo
Pengartian
Tato secara garis besarnya adalah; "Gambar atau simbol yang dilukiskan
pada permukaan kulit", atau dengan kata lain dapat juga di artikan
sebagai "seni dalam merajah tubuh".
Kata sebutan T-A-T-O itu sendiri menurut sejarah berawal dari bahasa
Tahitian; “Ta-tu atau Ta-tau” yang konon artinya memberikan torehan
tanda atau simbol. Dalam setiap negara didunia masing-masing memiliki
perbedaan penulisan kata dan bahasa sebutan untuk Tato, seperti negara
kita Indonesia misalnya, kita menyebutnya dengan kata sebutan; "Tato
atau Rajah" dan juga di negara lain, diantaranya; bangsa Inggris
menyebutnya dengan "Tattoo", Danish "Tatovering", Norwegian
"Tatovering", Swedish "Tatuering", German "Tätowierung", French
"Tatouage", Italian "Tatuággio", Spanish "Tatuaje", Dutch "Tatoeage",
Brazilian "Tatuagem", Finnish "Tatuointi", Polish "Tatuaz", Hawaiian
"Kakau", Portuguese "Tatuagem", Lithuanian "Tatiuruote", Estonian
"tätoveering", Inuktitut "Tunniit", Slovenian "Tetoviranje", Turkish
"Dövme", Hungarian "Tetoválás", Japanese "Irezumi/Horimono", Icelandic
"húðflúr", Greenlandic "Kakiorneq", New Zealand (Maori) "Moko",
Polynesia in general "Mana", dll.
Seni tentang Teater
Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya
sejak manusia mulai melakukan interaksi satu sama lain. Interaksi itu
juga berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap
alam semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak
jauh berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara
manusia dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini
berasal dari usaha-usaha perburuan manusia primitif dalam
mempertahankan kehidupan mereka. Pada perburuan ini, mereka menirukan
perilaku binatang buruannya. Setelah selesai melakukan perburuan,
mereka mengadakan ritual atau upacara-upacara sebagai bentuk “rasa
syukur” mereka, dan penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta.
Ada juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000 SM
dengan upacara pemujaan dewa Dionisus. Tata cara upacara ini kemudian
dibakukan serta difestivalkan pada suatu tempat untuk dipertunjukkan
serta dihadiri oleh manusia yang lain.
Jenis-Jenis Teater Tradisional
Berbicara masalah
seni tearer tradisi (daerah), kita akan berbicara mengenai masalah
keragaman, kekhasan/keunikan, dan perkembangan di masyarakat. Hampir di
setiap daerah kabupaten terdapat seni teater yang memiliki keunikan
masing-masing. Suatu jenis kesenian daerah dikelompokkan sebagai seni
tearer jika dalam teks pertunjukan terdapat unsur-unsur berikut.
a. naskah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis;
b. tempat pertunjukan atau pentas, baik arena ataupun prossenium,
c. pemain (aktor dan aktris) atau para penari; dan
d. property (perkakas pementasan).
a. naskah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis;
b. tempat pertunjukan atau pentas, baik arena ataupun prossenium,
c. pemain (aktor dan aktris) atau para penari; dan
d. property (perkakas pementasan).
Media
untuk mengungkapkan sebuah gagasan, bisa berupa bahasa verbal (dialog
atau monolog dengan kata-kata), bahasa visual(gerak, tarian, dan rupa),
dan bahasa audio (musik atau karawitan).
a. Teater boneka, yaitu pertunjukan water yang tokoh-tokoh ceritanya berupa boneka yang dimainkan oleh seorang dalang. Bentuk teater boneka di antaranya Wayang Kulit, Wayang Golek, dan Wayang Cepak. Wayang Kulit dan Wayang Golek biasanya membawakan cerita Ramayana dan Mahabrata, sedangkan Wayang Cepak biasanya membawakan cerita Babad. Jenis teater boneka termasuk teater total, maksudnya jenis teater ini menyertakan berbagai cabang seni, seperti tari, karawitan, sastra, rupa, dan seni.
Defenisi Teater
Teater berasal dari kata Yunani, “theatron” (bahasa Inggris, Seeing
Place) yang artinya tempat atau gedung pertunjukan. Dalam
perkembangannya, dalam pengertian lebih luas kata teater diartikan
sebagai segala hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dengan
demikian, dalam rumusan sederhana teater adalah pertunjukan, misalnya
ketoprak, ludruk, wayang, wayang wong, sintren, janger, mamanda,
dagelan, sulap, akrobat, dan lain sebagainya. Teater dapat dikatakan
sebagai manifestasi dari aktivitas naluriah, seperti misalnya, anak-anak
bermain sebagai ayah dan ibu, bermain perang-perangan, dan lain
sebagainya. Selain itu, teater merupakan manifestasi pembentukan strata
sosial kemanusiaan yang berhubungan dengan masalah ritual. Misalnya,
upacara adat maupun upacara kenegaraan, keduanya memiliki unsur-unsur
teatrikal dan bermakna filosofis. Berdasarkan paparan di atas,
kemungkinan perluasan definisi teater itu bisa terjadi. Tetapi batasan
tentang teater dapat dilihat dari sudut pandang sebagai berikut: “tidak
ada teater tanpa aktor, baik berwujud riil manusia maupun boneka,
terungkap di layar maupun pertunjukan langsung yang dihadiri penonton,
serta laku di dalamnya merupakan realitas fiktif”, (Harymawan, 1993).
Dengan demikian teater adalah pertunjukan lakon yang dimainkan di atas
pentas dan disaksikan oleh penonton.
Musik Modern
Wilayah nusantara terdiri dari berbagai daerah/suku budaya, sehingga
kaya akan keragaman seni musik. Musik nusantara sering diidentikkan
dengan musik tradisional, sedangkan musik modern berasal dari Barat.
Apakah nusantara tidak memiliki musik modern? Seiring dengan
perkembangan jaman yang telah mengglobal, seni musik nusantara pun
berinteraksi dan dapat pengaruh dari unsur-unsur musik Barat dan
lahirlah musik-musik modern nusantara.
Pada umumnya, kaum muda saat ini lebih mengenal musik modern daripada musik tradisional/daerah. Hal ini dapat kita lihat pada setiap konser musik modern selalu dipadati oleh kaum muda dan juga kalau kita perhatikan media musik di HP/komputer kaum muda maka hampir 99,99% adalah album musik modern.
Pada umumnya, kaum muda saat ini lebih mengenal musik modern daripada musik tradisional/daerah. Hal ini dapat kita lihat pada setiap konser musik modern selalu dipadati oleh kaum muda dan juga kalau kita perhatikan media musik di HP/komputer kaum muda maka hampir 99,99% adalah album musik modern.
Musik modern nusantara dapat dekelompokkan ke dalam beberapa jenis, antara lain:
-
Dangdut, ciri-cirinya: melodi dan harmoni sederhana, tangga
nada cendrung minor, ekspresi berdasarkan keserasian lirik, beat
konstan, lebih menekankan keindahan gerak.
- Pop, ciri-cirinya: melodi mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik, fleksibel dan mudah dipadukan dengan dengan jenis lain, lagu mudah disenandungkan dan mudah dipahami, harmoni tidak rumit, tempo bervariasi.
- Balada, ciri-cirinya: mirip dengan pop, tempo lambat dan sedang, pola melodi bervariasi, lirik ekspresif, mengisahkan suka duka kehidupan.
- Rock, ciri-cirinya: area nada luas, kekuatan terletak pada dinamika aransemen, lagu sulit disenandungkan, lirik lagu ekspresif, beat cendrung keras, tempo lambat/cepat, harmoni sangat rumit.
SENI PATUNG
Seni patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud
tiga dimensi. Biasanya diciptakan dengan cara memahat, modeling
(misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting (dengan cetakan).
Seni patung di Asia
Berbagai
macam jenis patung terdapat di banyak wilayah yang berbeda di Asia,
biasanya dipengaruhi oleh agama Hindu dan Buddha. Sejumlah besar patung
Hindu di Kamboja dijaga kelestariannya di Angkor, akan tetapi
penjarahan terorganisir yang terjadi berdampak besar pada banyak situs
peninggalan di negara itu. Lihat juga Angkor Wat. Di Thailand,
kebanyakan patung dikhususkan pada bentuk Buddha. Di Indonesia,
patung-patung yang dipengaruhi agama Hindu banyak ditemui di situs
Candi Prambanan dan berbagai tempat di pulau Bali. Sedangkan pengaruh
agama Buddha ditemui di situs Candi Borobudur.
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan patung-patung figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang bercorak sosial realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok mulai berpartisipasi dalam seni kontemporer Eropa Amerika.
Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah. Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik.
Di India, karya patung pertama kali ditemukan di peradaban Lembah Indus (3300-1700) SM. Ini adalah salah satu contoh awal karya patung di dunia. Kemudian, setelah Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme berkembang lebih jauh, India menciptakan patung-patung tembaga serta pahatan batu dengan tingkat kerumitan yang besar, seperti yang terdapat pada hiasan-hiasan kuil Hindu, Jain dan Buddha.
Artifak-artifak yang ditemukan di Republik Rakyat Cina berasal dari sekitar tahun 10.000 SM. Kebanyakan karya patung Tiongkok yang dipajang di museum berasal dari beberapa periode sejarah, Dinasti Zhou (1066-221 SM) menghasilkan bermacam-macam jenis bejana perunggu cetak dengan hiasan yang rumit. Dinasti Qin (221-206 SM) yang terkenal dengan patung barisan tentara yang dibuat dari terracota. Dinasti Han (206 SM - 220AD) dengan patung-patung figur yang mengesankan kekuatan. Patung Buddha pertama ditemui pada periode Tiga Kerajaan (abad ketiga). Yang dianggap sebagai zaman keemasan Tiongkok adalah periode Dinasti Tang, pada saat perang saudara, patung-patung figur dekoratif dibuat dalam jumlah banyak dan diekspor untuk dana peperangan. Kemudian setelah akhir Dinasti Ming (akhir abad 17) hampir tidak ada patung yang dikoleksi museum, lebih banyak berupa perhiasan, batu mulia, atau gerabah--dan pada abad 20 yang gegap gempita sama sekali tidak ada karya yang dikenali sebagai karya patung, meskipun saat itu terdapat sekolah patung yang bercorak sosial realis pengaruh Soviet di awal dekade rezim komunis, dan pada pergantian abad, para pengrajin Tiongkok mulai mendominasi genre karya patung komersial (patung figur miniatur, mainan dsb) dan seniman garda depan Tiongkok mulai berpartisipasi dalam seni kontemporer Eropa Amerika.
Di Jepang, karya patung dan lukisan yang tak terhitung banyaknya, seringkali di bawah sponsor pemerintah. Kebanyakan patung di Jepang dikaitkan dengan agama, dan seiring dengan berkurangnya peran tradisi Buddhisme, jenis penggunaan bahannya juga berkurang. Selama periode Kofun (abad ketiga), patung tanah liat yang disebut haniwa didirikan di luar makam. Di dalam Kondo yang berada di Horyu-ji terdapat Trinitas Shaka (623), patung Buddha yang berupa dua bodhisattva serta patung yang disebut dengan Para Raja Pengawal Empat Arah. Patung kayu (abad 9) mengambarkan Shakyamuni, salah satu bentuk Buddha, yang menghiasi bangunan sekunder di Muro-ji, adalah ciri khas dari patung awal periode Heian, dengan tubuh berat, dibalut lipatan draperi tebal yang dipahat dengan gaya hompa-shiki (ombak bergulung), serta ekspresi wajah yang terkesan serius dan menarik diri. Sekolah seni patung Kei, menciptakan gaya patung baru dan lebih realistik.
Seni patung di Eropa
Romawi Yunani Klasik
Seni
patung klasik Eropa merujuk pada seni patung dari zaman Yunani Kuno,
Romawi kuno serta peradaban Helenisasi dan Romanisasi atau pengaruh
mereka dari sekitar tahun 500 SM sampai dengan kejatuhan Roma di tahun
476 AD, istilah patung klasik juga dipakai untuk patung modern yang
dibuat dengan gaya klasik. Patung-patung klasik Eropa memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Figur badan penuh: berupa laki-laki muda atletis atau wanita telanjang.
- Portrait: menunjukkan tanda-tanda usia atau karakter yang kuat.
- Memakai kostum serta atribut dewa-dewi klasik
- Peduli dengan naturalisme didasari dengan observasi, seringkali memakai model sungguhan.
Bentuk patung telanjang biasanya diterima secara luas oleh
masyarakat, didasari pada lamanya tradisi yang mendukungnya. Tapi
adakalanya, ada yang berkeberatan dengan tema ketelanjangan ini,
biasanya dari kalangan fundamentalis moral dan relijius. Contohnya,
beberapa patung Yunani koleksi Vatikan dihilangkan penisnya.
Periode Gothik
Mata
rantai yang menghubungkan seni, dalam hal ini adalah arsitektur, Eropa
zaman pertengahan (Gothik) dengan seni arsitektur Romawi disebut
dengan periode Romanesque. Karya seni patung Gothik awal adalah dari
pengaruh agama Kristen, serta lahir dari dinding gereja dan biara.
Patung yang terdapat di Chartres Cathedral (sekitar th. 1145) di
Perancis merupakan karya patung awal zaman Gothik. Di Jerman, terdapat
di Cathedral Bamberg dari tahun 1225. Di Inggris, karya patung hanya
terbatas pada yang dipakai pada batu nisan serta dekorasi non figur
(sebagian ini disebabkan karena ikonoklasme Cistercian). Di Italia,
masih dipengaruh bentuk-bentuk zaman klasik, seperti yang terdapat pada
mimbar Baptistery di Pisa serta di Siena.
Renaisans
Pada
zaman renaisans, seni patung juga turut dihidupkan kembali, bahkan
dalam beberapa kasus lebih dulu dibandingkan dengan karya seni lain.
Salah satu tokoh penting dalam masa ini adalah Donatello, dengan karya
patung perunggunya, David (jangan keliru dengan David-nya
Michelangelo). Ini merupakan karya patung awal zaman Renaisans. Demikian
juga dengan Michelangelo yang selain membuat patung David, juga membuat Pietà .
Patung David dari Michelangelo merupakan satu contoh gaya kontraposto
dalam menggambarkan figur manusia. Masih ada beberapa periode dari
zaman renaisans ke modernisme yang dipengaruhi oleh perubahan politik,
gerakan kebudayaan atau hal lain, yaitu periode mannerisme, baroque dan
neo klasik.
Modernisme
Auguste
Rodin merupakan salah satu pematung Eropa terkenal dari awal abad 20.
Ia seringkali disebut sebagai seniman patung Impresionis. Seni patung
modern klasik kurang berminat pada naturalisme, detail anatomi atau
kostum dan lebih tertarik pada stilisasi bentuk, demikian juga pada
irama volume dan ruang. Seiring dengan perkembangan waktu, gaya seni
patung modern klasik kemudian diadopsi oleh dua penguasa totalitarian
Eropa: Nazi Jerman dan Uni Soviet. Sementara di kawasan Eropa lain, gaya
ini berubah menjadi bersifat dekoratif/art deco (Paul Manship, Carl
Milles), stilisasi abstrak (Henry Moore, Alberto Giacometti) atau lebih
ekspresif. Gerakan modernis dalam karya seni patung menghasilkan karya
Kubisme, Futurisme, Minimalisme, Instalasi dan Pop art.